Rabu, 15 Juni 2011

Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility merupakan tanggung jawab suatu perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkaitan dan lingkungan sekitar dalam segala aspek operasional perusahan. CSR jika dimaknai secara menyeluruh merupakan langkah tepat  dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Sehingga penting untuk memberikan pemahaman yang seutuhnya kepada siapapun termasuk generasi muda.
Atas dasar ini, CSR Wisdom membidik para generasi muda untuk dapat memahami manfaat, implementasi dan makna CSR. Digelar langsung di kampus SSB dan dikemas dalam format learning forum, CSR Wisdom menghadirkan 3 narasumber yang ahli pada bidangnya masing-masing. Widiana Winawati selaku praktisi dari Delloitte, Ketua Komite Tetap Tata Kelola Perusahaan KADIN, Erry Firmansyah dan Senior Lecturer SSB, Bambang Irawan, Ph-D.
Sebagai salah satu perwujudan pilar pendidikan Putera Sampoerna Foundation, Sampoerna School of Business (SSB) hadir untuk menjadi universitas berkelas dunia terdepan di Indonesia serta sebagai model pengajaran terbaik untuk Internasionalisasi Pendidikan Tersier di Indonesia. Sebagai salah satu perwujudan komitmen dalam meningkatkan kualitas generasi muda, SSB bekerjasama dengan Indonesia Business Links, SMART FM dan Majalah Fortune Indonesia menggelar acara Corporate Social Responsibility (CSR) Wisdom pada tanggal 4 Mei 2011.

Menurut saya apa yang dilakukan oleh Sampoerna Foundation merupakan tindakan yang dapat membantu anak-anak muda yang memiliki keinginan menjadi pebisnis handal dengan mendirikan SSB Sampoerna School of Business menjadi sarana untuk mengembangkan potensi diri dan tempat mencari ilmu untuk menjadi pebisnis handal.





Minggu, 08 Mei 2011

Analisis Z-Skor



The-skor rumus Z untuk memprediksi kebangkrutan diterbitkan pada tahun 1968 oleh Edward L Altman, yang, pada saat itu, Asisten Profesor Keuangan di New York University . The formula may be used to predict the probability that a firm will go into bankruptcy within two years. Rumus dapat digunakan untuk memprediksi probabilitas bahwa perusahaan akan masuk ke kebangkrutan dalam waktu dua tahun. Z-scores are used to predict corporate defaults and an easy-to-calculate control measure for the financial distress status of companies in academic studies. Z-skor digunakan untuk memprediksi default perusahaan dan mudah-untuk-menghitung kontrol untuk mengukur status kesulitan keuangan perusahaan dalam studi akademis. The Z-score uses multiple corporate income and balance sheet values to measure the financial health of a company. Z-score menggunakan beberapa penghasilan dan neraca nilai untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan.
Skor-Z adalah kombinasi linear dari empat atau lima rasio bisnis umum, dihitung dengan koefisien. The coefficients were estimated by identifying a set of firms which had declared bankruptcy and then collecting a matched sample of firms which had survived, with matching by industry and approximate size (assets). Koefisien diperkirakan dengan mengidentifikasi satu set perusahaan yang telah menyatakan bangkrut dan kemudian mengumpulkan sampel cocok perusahaan yang telah selamat, dengan pencocokan oleh industri dan ukuran perkiraan (aktiva).
Altman applied the statistical method of discriminant analysis to a dataset of publicly held manufacturers. Altman menerapkan metode statistik analisis diskriminan ke dataset dimiliki produsen publik. The estimation was originally based on data from publicly held manufacturers, but has since been re-estimated based on other datasets for private manufacturing, non-manufacturing and service companies. estimasi ini awalnya berdasarkan data dari produsen terbuka, tetapi sejak kembali diestimasi berdasarkan dataset lain untuk manufaktur swasta, non-manufaktur dan perusahaan jasa.

Rabu, 27 April 2011

Kasus Pelanggaran Etika Pemasaran

VHRmedia, Jakarta - Belum ada produsen susu formula di Indonesia yang menerapkan aturan pemasaran susu pengganti air susu ibu (ASI) sesuai Kode.
 
Hal itu dikatakan Chairwoman Indonesia Breastfeeding Center, Utami Roesli. Menurut dia, Kode adalah aturan internasional yang melarang produsen susu formula mempromosikan produk pengganti ASI secara langsung kepada masyarakat. Misalnya promosi melalui tenaga medis, telepon langsung kepada konsumen, atau memberikan sampel susu formula dalam acara-acara seminar.

“Sejauh pandangan saya, belum ada produsen susu formula yang menerapkan Kode di Indonesia,” kata Utami  Roesli, seusai diskusi mengkritisi teknik pemasaran susu formula untuk bayi, di Jakarta, Rabu (9/6).

Agus Pambagyo dari Koalisi Advokasi ASI mengatakan, jumlah pelanggaran kode etik pemasaran susu formula paling banyak terjadi di Indonesia. “Ini yang harus ditindak, jika kita ingin memiliki generasi penerus yang lebih cerdas, sehat, dan berakhlak baik.”

Menurut David Clark, Nutrition Specialist Legal Unicef, Kode dibutuhkan untuk meningkatkan konsumsi ASI pada bayi. Konsumsi ASI yang tidak optimal terutama pada usia 0-6 bulan bisa mengakibatkan kematian bayi.

David mengatakan, kekurangan ASI meningkatkan risiko bayi terkena diabetes, infeksi telinga, IQ rendah, atau  serangan kanker payudara bagi ibu.

Dari kasus di atas ,seharusnya produsen dari susu formula tidak membuat pengganti dari ASI karena menurut David Clark, Nutrition Specialist Legal Unicef konsumsi ASI pada usia 0-6 bulan dapat menyebabkan kematian bayi ,diabetes ,infeksi telinga ,IQ rendah dan akibat lainnya. Oleh karena itu ,sebaiknya produsen membuat produk yang tidak menggantikan ASI tetapi membuat susu formula untuk bayi yang berusia 6bulan keatas .